Showing posts with label SPG Ngentot. Show all posts
Showing posts with label SPG Ngentot. Show all posts

Thursday, September 6, 2012

Monday, September 3, 2012

Foto Tante Linda Masturbasi Sampai Ngecrot

This summary is not available. Please click here to view the post.

Cerita Dewasa Ngentot, Nikmatnya Ngentot dengan Pacar Anakku

Kenangan itu begitu membekas, naluri kewanitaanku tidak kuat membendung hasrat itu. Aku terlibat cinta terlarang dengan pacar anakku, meskipun hanya sekedar kepuasan seks semata. Cerita Sex berikut ini akan menceritakan bagaimana birahi seksku yang sering meledak-ledak. Jam beker dimeja kamarku berdering pada jam 09.00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur. Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur… ups.. aku lupa kalo aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat… kulihat tubuhku dari pantulan cermin besar.. mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Seno, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang… wajahku…? kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan….Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba-tiba… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku benar-benar loyo. Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno… aku melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku…. Aku memang wanita berlibido tinggi. Sejak ABG aku sudah kenal masturbasi… menjelang lulus SMU aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta… pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki Pemburu Seks… beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama… yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya keturunan Arab… aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan Ipah pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menaruh pakaianku yg habis diseterikanya… aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya. Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu. Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya… tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sepanjang hari… bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan… Kejadian yg lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yg rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam… cowokku dengan tengilnya berhasil kabur… sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang ga bakal aku lupa, affairku dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan handsome.. dan yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… selalu membuatku bangun kesiangan esoknya… sayang aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasinya… baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme… eeh…pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku… mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di liang sanggamaku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali…. bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga… Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah… Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Seno aktivis mapala kakak kelasku… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, harus married dengan mas Seno karena keburu hamil. Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Astari buah cintaku dengan mas Seno. Status ekonomi kamipun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari kami berdua… Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat affair dengan lelaki yg berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku… Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar… ” Heee… Ron kamu disini..? kok ga sekolah..?” Kudapati Ronie di belakang komputer Astari. Ronie adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu. Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan. ” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit.. kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang… ” Ron, kamu bisa mijit ga..? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Ronie tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronie kaya anakku sendiri. Ronie menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah… percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun…. sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronie yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun…. uuuhh… dadaku terasa sesak.. akibat tete’ku yang semakin mengencang…. aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh.. ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Ronie, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku… ” Eehh… tante…?” bisik Ronie bingung dari belakang tubuhku ” Ron… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang…. Benar-benar hilang sosok Ronie yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku.. yang ada dibenakku saat itu Ronie adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronie mulai meremasi kemontokan buah dadaku… ” Yaaaaahh.. hhh…hhh… enaaaak Ronn.. ulangi lagi sayaaang.. oooohhh….” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Ronie tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku.. ” Ciumi leher tante… hhhmmm..sssshhh.. yaaahh.. kecupin sayaaang.. aaaaccchh… sssshhh..” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronie melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat. Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronie yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ngga karuan. Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya… anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku. Baju seragam Ronie dengan cepat kulolosi dan… ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Ronie untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan.. Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, tatkala bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas.. Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar.. entah ada apa dibaliknya..? jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…. aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronie… Ooooohhh my God..! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Ronie yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat… Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Ronie menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronie makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya… Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku…. sesekali kusambut dengan lidahku… mmmm… rasa khas itu kembali dikecap oleh lidahku…Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronie….Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras… tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronie yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronie, di atas kemaluan Ronie… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggamaku yang sudah basah kuyub dari tadi… wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar.. kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggamaku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya…. ” Iiiiihhh… bantu dorong sayang…. Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronie menembus liang sanggamaku.. diiring rasa perih yang menggemaskan… ” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang..” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan… ” Aaaww… aahh… ooww.. pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauuk..” aku ngedumel manja… ketika Ronie mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Ronie ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme… entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronie yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggamaku rata dibesutnya… Luar biasa..! dalam waktu kurang dari lima menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya orgasme yang kedua… dan… hhwwwoooo…. aaaammmpppuuunnn..!!!! Rupanya Ronie tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul pejunya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat… Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronie memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronie datang ke rumah. ” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Ronie yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi…. Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak… Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Ronnie mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Ronnie masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya.. iiihhh tapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronnie yg innocent… betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku… maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Adrian seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan… walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang nakal pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya pakaian kami satu persatu… payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku… batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa… memaksa bibirku untuk mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut… 2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Adrian atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay… beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Adrian lelaki tinggi besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang… tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronnie itu tak juga sirna… Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras… rupanya malam itu Ronnie sedang dirumah, berbincang dengan Astari di ruang tamu… sedangkan aku nonton TV diruang belakang… ” Ma, mas Ronnie mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku… ” Eh… pulang..? hujannya gede banget, tunggu reda aja.. jauh lagi rumah Ronnie..” jawabku spontan sambil bangkit dari ku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu… ” Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak.. ” Tapi Ronnie harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronnie, yang ternyata menyambut baik… Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Adrian…. tapi… entah kenapa kali ini… susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun.. Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas… tunggu apa lagi..??? mmmm… bisikan setan.. aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Ronniepun masih belum tidur… ” Ronnie kamu belum tidur..?” tanyaku gagap… kenapa aku jadi salah tingkah sekarang…? ” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronnie menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol… dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali…. bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronnie… sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan dan remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku… satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami… aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu… tapi aku sudah melupakan siapa Ronnie, yang aku tahu Ronnie adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronnie lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronnie menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku… ” Ronnn…. sssshhh…. kamu piiiinteer sekarangg… ooohh.. ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronnie tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki… aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…. luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronnie… tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa.. yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme…. tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini… “Ronnie jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dg nada dingin. ” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante Arsanti..” jawab Ronnie agak gugup menyebut namaku.. ” ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Ronnie menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronnie banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya… “Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronnie, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm… anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan… dengan telaten setiap inchi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadang menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tak dapat kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas… ” Ayo sayaang…hh..hhh… Tante udah ga tahan…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronnie pada clitorisku… ” Aoooouuuhhh… Roooonnn….hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronnie, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronnie, namun kali ini Ronnie menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa… “Enaaak Tante..?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu… ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luarbiasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronnie dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ronnie yang mengeros buas… “Aaaahhhkkk…. Roonnnie ssaayaang…. aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa.. susah untuk kuceritakan sensasi malam itu… “Tante…hhh…hh.. Ronnie ampiir… sssshhh..” desis ronnie dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini ” Ayoooo sayaanggg…. semburkan bareng Tante… ooouuuuhhhh….!!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang…. dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat… Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar…. hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…. ” Tante… boleh Ronnie pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan… ” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah..?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab… “Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar..” sambungku dengan nada serius… Ronniepun mengangguk tegas. Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…. Gila… digarasi masih sempat kulakukan oral sex… kutelan habis peju segar yg menyembur di dalam mulutku…. Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas… Sejak kejadian itu, aku sering bercinta dengan Ronnie di rumah dan hotel, bahkan pernah kunikmati penisnya di mobil.

Saturday, September 1, 2012

Cerita Dewasa Ngentot, Lagi Enak-enak Tidur Malah Dikentot

Cerita panas ini adalah bentuk sebuah keberuntungan dalam bersekolah, aku sih menyebutkan seperti itu, kenapa aku bilang beruntung? ya karena cerita panas ini terjadi ketika aku menjalankan tugas sekolah, yaitu KKN, eh bukan sekolah ya maksudku adalah kuliah, cerita ini berawal saat aku mulai KKN di sebuah desa terprncil di pegunungan, waktu sudah mulai malam, kamipun tidur bersama dalam sebuah tempat atau ruangan, dimana disitu sangat terasa dingin, hal ini kami lakukan setiap hari dalam beristirahat.

Waktu terus berjalan dan tak terasa sudah memasuki bulan kedua aku menjalani KKN, Kami bersama 5 cewek dan 3 cowok termasuk aku, kelompok ku sudah berintegrasi dengan masyarakat daerah situ. Sudah merasakan susahnya melaksanakan tugas-tugas berat selama KKN. Keluar masuk pedesaan yang belum pernah dikenal sebelumnya. Jalan masih berbatu belum diaspal. Bila malam hanya diterangi lampu minyak karena belum terjangkau listrik. Mandi di sendang terbuka tanpa dinding. BAB di sungai dengan air jernih yang mengalir deras. Benar-benar kehidupan yang alami dan eksotik.

Dalam melakoni hidup sehari-hari dalam keadaan yang serba darurat itu, kami yang datang dari berbagai daerah dan berasal dari jurusan dan fakultas yang berbeda, tidak jarang mengalami konflik karena bertahan pada prinsip perjuangan masing-masing, tetapi selalu berakhir dengan happy karena bersama-sama menyadari, bahwa nama baik pribadi dan almamater menjadi taruhan di desa pengabdian ini. Kesibukan yang menguras tenaga dan pikiran, ditambah dengan kesulitan yang selalu muncul, membuat kelompok kami semakin kompak. Merasa senasib seperjuangan menderita dan bahagia bersama. Kalau ada yang sakit, seisi Posko bergantian merawat dan memberi perhatian. Mesraaa sekali hubungan persaudaraan kami. Mendekati berakhirnya masa KKN, dibalik rasa senang karena tugas berat sudah berakhir, terbersit rasa sedih, takut berpisah dan tidak ketemu lagi. Kadang sampai larut malam kita tidak tidur, berkumpul di kamar depan, karena hanya ada dua kamar di posko itu. Aku pegang gitar, mengiringi teman-teman menyanyi lagu-lagu nostalgia. Lelah menyanyi berbicang-bincang membicarakan masalah pribadi, bahkan mencurahkan rahasia terdalam. Tentang keluarga, tentang pacar masing-masing, tentang suami atau isteri masing-masing. Para Pembaca perlu tau, bahwa ketiga cowok sudah berkeluarga, tetapi hanya 1 cewek yang sudah berkeluarga, Mbak Etty atau teman-teman panggil beliau Bu Etik. Yang empat itu masih gadis, tetapi mereka mengaku sendiri sudah tidak perawan lagi. Benar-benar tak ada rahasia di antara kami. Karena sudah mengantuk dan lelah ada yang tertidur di situ juga, malas masuk kamar. Akhirnya sampai pagi kita tidur di kamar depan semua. Hari pertama atau itu malam pertama kita tidur bersama di satu tempat. Tak terjadi apa-apa sampai pagi. Semua bangun pagi dengan selamat tak kurang suatu apa.

Penarikan mahasiswa KKN tinggal 10 hari lagi. Semua sibuk finishing program masing-masing. Aku dan Mbak Etty kebagian mempersiapkan pentas seni. Kita bekerja berpacu dengan waktu. Kami benar-benar sudah lelah lahir batin. Sampai di Posko sudah jam sembilan malam. Seperti sudah ada kesepakatan sebelumnya, kita tidur jadi satu lagi. Endah dan Mbak Etty mengapit aku. Endah memelukku . Kaki Bu Etik menimpah pahaku, berat. Joko berpelukan dengan Yuni, Ponijan yang mirip Temon itu malah dipeluk dua cewek cantik, Marsitah dan Duwik.

Karena kaki Bu Etik cukup berat, maka terpaksa kuangkat, akibatnya selimutnya mlorot dan pahanya yang mulus itu terpampang jelas di depanku. Berdesir darahku, tapi kucoba tepis pikiran kotor yang melintas sesaat. Bu Etik itu ternyata cantik juga, mirip Camelia Malik. Kesibukan tugas membutakan mataku terhadap kecantikan ibu beranak satu ini. Karena sibuk mengurusi kaki Bu Eti, aku terlepas dari pelukan Endah. Aku meluruskan kaki dan membenahi letak sarungku, bermaksud tidur lagi. Begitu aku merebahkan diri, meletakkan kepala di bantal, Bu Etik langsung miring ke arahku dan memeluk aku !! Entah sengaja atau tidak, tangannya tepat di atas kemaluanku. Hangatnya tangan Bu Etik terasa sekali. Membuat si kecil itu mengedut dan pelan-pelan bangkit. Akal sehatku bermaksud menyingkirkan tangan nakal itu, tapi bisikan setan lebih kuat, maka kubiarkan tongkat wasiatku membesar dan memanjang. Sekarang, tangan Bu Etik bergerak mengurut kemaluanku yang masih tertutup sarung. Genggaman tangannya semakin erat, tapi semakin lembut. Kuamati matanya, masih tertutup.

Tapi aliran nafasnya bukan seperti orang tidur, nafasnya berat dan cepat. Aku belum berani bereaksi, masih ragu-ragu dan juga kawatir kalau menyinggung perasaan beliau, jika kuhentikan. Dia adalah Kepala Sekolah yang berwibawa. Kalau aku berani pegang dia dan marah, bisa panjang urusannya. Satu-satunya yang aman kulakukan adalah membebaskan si kecil dari CD dan sarung yang membuatnya terjepit. Setelah tidak terhalang sarung, telapak tangan Bu Etik semakin terasa panas menggairahkan. Badanku panas dingin. Menahan rangsangan itu sampai gigiku gemeletuk seperti kedinginan. Kesadaranku makin lama makin hilang, otak sudah dikuasai rangsangan birahi yang menggelegak. Tanganku segera mencari sasaran. Kuraba sudut gelap di pangkal pahanya……astaga…….tak memakai CD dan sudah banjir…..?? Karena posisiku berhadapan tetapi lutut Bu Etik melipat ke depan, aku pindah ambil posisi di belakang beliau. Kini aku menghadap ke arah Endah, tetapi berada di belakang punggung Bu Etik. Wanita cantik setengah baya ini masih merem, tetapi tangannya terus mencari kemaluanku. Saat penisku kutempelkan di vaginanya yang berambut lebat itu, tangannya aktif menuntun masuk dan …..blesssss……diiringi dengusan nafas Bu Etik dan dengkur halus orang-orang di depanku, aku terus maju mundur menyodok lubang basah Ibu Kepala Sekolah ini. Dinding vaginanya meremas-remas tongkatku. Jika Endah membuka mata, tentu melihat pemandangan indah, bagaimana tongkat hitam jelek membelah bibir merah sumber keniKmatan. Lubang itu mengeluarkan cairan berbusa yang mengakibatkan tongkat hitam itu dipenuhi busa putih. Lendir kenikmatan. Tusukan itu begitu dalam menembus rahim wanita stw yang cantik ini. Wajahnya yang anggun masih terpejam. Buah dadanya seakan mau tumpah keluar, terguncang-guncang karena sodokan-sodokan yang menggetarkan. Lama berpisah dengan keluarga, menjadikan wanita anggun ini kehausan

Tiba-tiba Bu Etik meluruskan kakinya dan mengubah posisi tidurnya telentang. Kucabut penisku dan kini kutusuk dari atas. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, kubuka selimut yang menutupi dadanya. Kunaikkan beha hitamnya dan muncullah penampakan luar biasa. Buah dada yang montok , kenceng dan putih. Tak sabar bibirku ngenyot putting-putting merah jambu itu bergantian. Di bawah sana, pantat Bu Etik bergerak muter-muter disertai desahan lirih;” Uuhhhh….uhhhh…….uhhh…..” Seluruh pahanya kini terbuka dan dinaikkan, kedua tangannya memegang pahanya yang merapat ke dadanya, sehingga lubang kenikmatannya semakin lebar. Memudahkan penisku untuk keluar masuk. Mengetahui beliau sudah semakin basah mendekati orgasme, gerakan kupercepat, makin cepat dan ………oohhhhh…… kukeluarkan cairan kepuasan itu di dalam!!!! Bu Etik langsung tidur tanpa membereskan kainnya yang tersingkap dan buah dadanya yang luber ke mana—mana. Maka kurapikan seperti semula. Di wajahnya terlihat senyum kepuasan. Kini nafas Bu Etik mengalir teratur. Dengkurnya halus.

Beliau sudah tertidur pulas membawa mimpi indah. Tak lama aku pun menyusul menuju ke pulau impian. Tapi tengah malam sekitar jam dua aku terbangun oleh suara berisik. Aku tidak bangun, hanya membuka mata, dan meilhat pemandangan langka. Marsitah yang putih mulus itu bertelanjang dada, sedang “naik kuda”. Ponijan cowok hitam berotot tapi berwajah lugu itu, ngorok keras, sementara tongkat hitamnya yang besar keluar masuk lubang kenikmatan Marsitah yang ayu. Tangan Sitah meremas-remas payudaranya sendiri. Gerakannya liar semakin lama semakin cepat. Sampai akhirnya dia ambruk di dada Ponijan yang terus ngorok seperti suara gergaji. Ternyata jika nafsu sudah bicara, cewek se-ayu Marsitah bisa “makan” dengan lahap “bodin” Banyumasnya Ponijan yang hitam legam itu. Memikirkan hal itu ototku tegang lagi. Sayang sekali, tidak lama kemudian sudah terdengar azan Subuh. Tapi KKN belum berakhir, lanjut ceritanya lain kali ya…

Cerita Dewasa Ngentot Anak Kost Saling Kentot Satu Sama Lain



Jam 21.00, aku baru slesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan. Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf. Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang lumayan besar dan masi kencang banget, “Sin, sorry aku mau ngambil bantal, aku nggak ngintip kok” ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang judulnya suamiku itu. Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebi ceria, gak taunya.... “nggak apa-apa masuk aja....” teriakku dari dalam kamar. Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi,” kataku sambil mencolek pinggangnya. “Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja”, katanya lagi. “nyantai aja lagi, Sintia yang di intip kok abang yang panik”, balasku sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng Sintia,” sambungku sambil menepuk tempat tidur. “udah, cepetan tvnya di matiin dulu”, lanjutku sambil sedikit mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga ma aku, selangkah lebi maju lagi.

Setelah tv dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku dah berada di atas tempat tidur, "bobo sini bang,” kataku sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingku. Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan langsung memejamkan matanya. "Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah” dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya. “nggak, emang napa?” tanyanya balik. “penasaran aja, abisnya abang dingin banget...serem tau” jawabku sambil tersenyum. “aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” jawabnya. “ohh... Sintia kira abang jeruk makan jeruk.” “aku masi normal kali” jawabnya, tanganku perlahan mulai memeluk perutnya, "abisnya.....” aku cekikikan ja. Sepertinya signal yang aku berikan gak sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga lelaki macam ini didunia.

Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku memeluknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang gak diselangkangannya. Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masi normal seperti yang diucapkannya. “bang, bangun...nggak ngantor?” tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.

pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus saja mengirimkan signal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.

Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau mengemeliku. aku dah nyiapin makan malem buat dia. aku mengenakan kaos berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju. Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu. "Kenapa kok abang bengong?" tanyaku. “tu kan kaos aku,” katanya. “iya, emang istri nggak boleh pake baju suaminya?” tanyaku balik. "bole aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu. Aku sampe terpana ngeliatnya” katanya. "bisa merayu juga toh abang. Kalo cantik mah Sintia dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri abang cantik", aku menggodanya. “udah makan dulu sana....keburu dingin,” kataku lagi. "Masakanmu enak Sin". "Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baek juga ya". Dia senyum2 ja mendengar ocehanku.

Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di tv. “duduk sini bang, deket Sintia”. perlahan dia duduk disampingku. Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.

“Sin, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja, aku siap bantu kok” katanya untuk memecah suasana. “abang masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” jawabku pelan. “sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi.” “ih gombal,.” jawabku sambil mencubit pinggangnya. “kalo Sintia sih pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Sintia nggak keganggu. Sintia mau minta sesuatu sama abang, bole gak”. “minta apa?” “ehm, gimana ngomongnya ya,” jawabku. “udah, bilang aja, nggak usah malu” “beneran nih, gak papa?”tanyaku lagi. “iya, beneran, trus apa?” “boleh minta cium nggak?” “ooh..” langsung dia mencium pipiku. "iiihh...bukan di situ, tapi di sini” kataku sambil menunjuk bibir.

Dia tidak meresponse, padahal signal yang kuberikan dah kuat banget. “abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu” kataku dengan nada sedikit kecewa. “nggak, aku cuma..” “Cuma apa bang?” kataku karena dia diam sejenak. “belum pernah ciuman” jawabnya malu-malu, mukanya memerah. “astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?” aku mengangkat wajahnya yang tertunduk malu. “Sintia prempuan pertama yang abang cium di bibir ya?” kataku lagi, “Sintia ajarain dulu ya, terus nanti kalo udah bisa, abang bales.”

Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya. "dibales dong” kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. Alhamdulilah, dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan. "mmhhh” lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku tertawa lepas sambil memandangnya, “nah, bibir abang udah nggak perjaka lagi.” kataku sambil menepuk dadaku. “hebat juga kamu ya, master banget deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?” “ya nggak lah, Sintia juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah” jawabku.

“jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih,” candanya. "apa lagi yang masih perawan?” "ya semuanya lah” jawabku. “mau dong nyobain” "sok atuh, silahken...,” jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku. “aku becanda kok” “beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjutku memancing. “terus maunya gimana?” “nggak ngerti-ngerti juga?” jawabku, kok ada ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 lugu. “ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku” "Sintia mau diemelin ma abang” jawabku to the point sambil menarik bajunya.

“yah...nggak tau harus gimana duluan” jawabnya. “kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa kan?” “aku coba deh.” Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak da bule maen ma bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen ma asean pa jepang baru asik diliatnya. “lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyanya sambil melihat-lihat dvdnya. “eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini....enggak deh”, jawabku.

“aku kira kamu hyper “ katanya bercanda. "eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang menurutku sangat bagus. “nah ini dia akhirnya ketemu.” kataku sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa. “nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur”. “emangnya kita mau nyangkul? kok capek?” tanyaku bercanda. Adegan pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di pangkuannya. “itu namanya foreplay bang", kataku.

Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan. film pun berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si prempuan asia, kayanya thai deh. Baju si prempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si bule. “pengen deh di gituin” kataku sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya. “ya udah, bajunya di buka” jawabnya.

Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa. “kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” kataku kesel. “sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu", jawabnya untuk meredakan rasa keselku. "Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong” kataku lagi sambil tersenyum. “nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri,” jawabnya. “jadi gimana dong?” “aku jilatin aja, mau nggak?”

Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya. “Mmhh...enak bang, terus..terus.. yang kanan juga..aahh,” desahku yang membuat dia bersemangat melakukannya. Lima belas menit dia menyerang kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku. “Sin, celana kamu basah” “iya, Sintia kluar tadi”, jawabku sambil menciumi pipinya.

Adegan di film kini berubah lagi, konti bule yang besar panjang sudah sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh siprempuan., kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. “mau Sintia gituin nggak?” tanyaku. “udah gak usah, lain kali aja” jawabnya cepat. “nggak apa-apa, nggak usah malu.....enak lagi” balasku. Aku segera menarik celananya, dan langsung menggenggam kontinya yang belum menegang sama sekali dibalik cdnya. “gila, Sintia udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja belon". “aku baru sekali diginiin” jawabnya.

aku kemudian menarik turun celananya. “besar juga punya abang, beda dikit lah ama yang di film”, kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam kontinya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya, selama 10 menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontinya dan menghisapnya pelan, kujilati kembali kepala kontinya dan lalu kukulum dengan mengeluarmasukkan kontinya ke dalam mulutku. "udah...udah...udah...”, katanya sambil mencoba menarik kontinya keluar dari mulutku, keluarlah maninya di dalam mulutku.

Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontinya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku. Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontinya. Wah blon apa2 dah ngecret dianya, percaya deh kalo dia masi perjaka ting ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku. “ketelen gak?” “dikit..” jawabku sambil tersenyum.

Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si prempuan dan mulai melumat slangkangannya. “rebahan deh,” katanya. Saat aku berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu. “Mmhh..”, lenguhku.

Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya. "Ooohh.. baang.. teruuss baanngg..!" jeritku perlahan dan tertahan-tahan. Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan kedua kakiku ke badannya. "Bang.. Sintia nggak mau disituu ajaa..teruuss tuurruunn.."

Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku. “kok nggak pake cd si,” katanya sambil mencubit pipiku. “kalo nggak ada abang sih Sintia pake, tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?” jawabku.

dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vegiku yang tidak memiliki bulu sedikitpun. “sering dicukur ya Sin?” “nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh” jawabku. Dia menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat. "Ach.. Uch bang enak sekali.." ceracauku sambil terengah-engah.Aku memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vegiku.

dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vegiku sambil mendesah, "Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang.." Sementara mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vegiku yang sudah basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental. Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitku. Aku menjerit kecil dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, sekali liat di bokep langsung ngerti kudu ngapain.

aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vegiku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang vegiku. Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku, “kalo Sintia tau enaknya gak ketulungan gini, Sinta dah minta dari awal”. Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh dari vegiku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi vegiku.

Aku mengerang panjang, "Ooohh baang.. Sintia keluaarr..mmff.." sambil menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.
“Enak?” tanyanya. "iya, enak lah”. "ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi”. “kok udahan sih? sorry tadi Sintia keenakan jadinya narik-narik rambut abang deh.” “entar baru nyambung lagi ya”. “iya, tapi jangan lama-lama”.

Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan selimut. Film porno itu di ‘pause’ sebentar. Dia segera menuju wastafel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 11.00. Setelah minum segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya disampingku, “Sin, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget”.“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Sintia juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Sintia”, jawabku.

"Kok jadi gerah ya", katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya. “ribet banget nih selimut...”kataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku, Aku segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’. Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontinya kedalam vegi pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.

“mau coba gituan?” tanyaku. “kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga.....kamu aja yang master blon siap apa lagi aku,” jawabnya. "kita coba tapi pelan-pelan yah...soalnya Sintia kan masih perawan”. "gak apa-apa nanti aja.” “tapi Sintia pengen banget.” “ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti.” Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya dah tegang lagi, bole juga tu, baru ngecret dah bisa keras lagi.

Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia membuka sedikit lubang vegiku. “beneran masukin sekarang?” tanyanya. “iya bang tapi pelan-pelan yah". Dia menggesek-gesekan kepala kontinya dulu pada vegiku yang sudah banyak lendirnya. "Ayo bang cepat, Sintia sudah tidak tahan lagi" pintaku dengan bernafsu. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontinya kedalam vegiku. Terasa perih ketika selaput prawanku ditrobos kontinya, aku meneteskan air mata. Ada darah membekas di batang kontinya. Aku mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontinya pelan didalam vegiku. “sakit?", tanyanya pelan. “udah nggak kok,...perih aja tadi, banget...” jawabku. “mau diterusin?” tanyanya lagi. “iya..” jawabku manja.

Perlahan mulai dia memasukkan kontinya ke vegiku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa kontinya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya. Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami . Aku hanya menggumam sambil meremas toketku ndiri. “ennnaaakk bang...” hingga selang beberapa lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat. kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, “Bang pompa yang cepat, bang, Sintia mau keluar ach.. Uch.. Enak bang", lenguhku, sampe akhirnya, "mmhh...Sintia.... keelluuaarr..” Dengan hitungan detik kami berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontinya berkedutan di dalam vegiku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga. Orgasme ku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vegiku. Cairan yang keluar dari vegiku bercampur sedikit dengan darah. “Sin..sorry tadi aku keluarin di dalem..”, katanya. “nggak apa-apa kali,..kalo nanti Sintia hamil.. ya abang jadi bapaknya.” Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan yang baru aja aku rasakan. aku menggapai kontinya untuk aku kulum. "Mau lagi ya" tanyanya. "Ehm, habis nikmat bang, Sintia mau lagi ya". "Enak kan Sin kontiku" , katanya sambil menikmati kulumanku. "Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm ya bang. Awaknya si perih tapi udahannya nikmat buangetz"."

Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum serta menjilati pelirnya hingga dia sampai terangsang berat menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 69. Dari posisi ini kami saling mengulum lagi. vegiku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vegiku. "Sin kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, sepertinya nikmat juga ya" pintanya. "Oh, mau doggy style ya, ayo" ajakku bersemangat.

Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala kontinya ke bibir vegiku dan
perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi sedikit, "Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh.." aku mendesah. "Bleess..!" akhirnya masuk semua batang kontinya ke dalam vegiku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya.
"Aaahh.. bang.. enak sekali... teruuss.. oohh.." aku merintih penuh nikmat.

Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati permainan ini. "Ooohh.. baangg.. Sintia nggak tahan lagi.." rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontinya keluar masuk vegiku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontinya tenggelam habis ke dalam vegiku dan "Sroott.. sroott.. sroott.." entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vegiku.
Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia dah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontinya dari vegiku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.

Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontinya yang sudah tegak berdiri. Lalu kukulum kontinya sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.

Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.
Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada klitku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vegiku. dia menjulurkan lidahnya lebih dalam ke vegiku sambil dia korek-korek klitku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa. "Gimana Sin, rasanya permainan kita tadi, puas tidak?" tanyaku. "Puas banget bang, tapi abang blon kluar".

Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih basah, kontinya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir vegiku. jarinya masuk dan mempermainkan klitku dengan lembut. Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.

Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku. Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontinya yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas toket dan pentilku yang mengeras.

Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vegiku tepat berada di atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vegi serta klitku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitku terus ke lubang vegiku, "Ooohh bang.. teruuss.. baang..!" erangku nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.

Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vegiku diatas kontinya, kuarahkan kontinya ke vegiku kemudian pantat kuturunkan sehingga masuklah kontinya penuh ke lubang vegiku. Aku merebahkan tubuhku diatas tubuhnya. Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vegiku dengan kontinya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat.."Ooohh.. bang.. mmff.." desahanku semakin menggila.

Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas. "Bang.. Sintia nggak tahaann.. oohhmmff.." lenguhku sambil memagut bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vegiku berdenyut keras memerah kontinya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak bisa menahan lebih lama lagi, dan "Srroott.. Srroott.. Srroott.." maninya muncrat.

Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil memelukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa. Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari dah mo siang tapi kita sarapan ja belon. sarapannya diganti breakfast in bed alias emel.

weekend itu kamu terus saja mengadu konti dan vegi, staminanya benar2 hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vegiku dengan kontinya sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya...